MATERI LENGKAP JEMBATAN DC
JEMBATAN
DC
Prinsip Dasar :
1. Membandingkan
nilai tahanan yg tidak diketahui dgn tahanan yg diketahui.
2. Prinsip
kesetimbangan rangkaian dipakai sbg dasar pengukurannya.
3. Keadaan
setimbang ditunjukkan pada penunjuk nol (detektor nol) yg berupa galvanometer.
4. Jembatan
Arus Searah bekerja berdasarkan arus searah (DC),
5. Jenis
Jembatan Arus Searah :
a.
Jembatan Wheatstone
b.
Jembatan Kelvin
A.
JEMBATAN WHEATSTONE
Jembatan
Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya
saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian
ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam
hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah
galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga
galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan
tersebut. (Suryatmo, 1986).
Jembatan
Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu
tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan
Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang
mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya
sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya
adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan
melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana
galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.
(Pratama, 2010).
Jembatan
Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada
1833 dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun
1843. Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik
dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup
komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer.
Gambar di bawah ini meski bentuknya aga berbeda
tapi sejatinya sama. Gambar tersebut merupakan susunan jembatan Wheatstone.
3 rangkaian sama tapi bentuk berbeda
Bagiaman Menentukan Hambatan Pengganti?
Untuk mendapatkan besarnya
hambatan pengganti pada susunan hambatan jembatan Wheatstone sobat bisa menggunakan
aturan dan rumus berikut:
1. Apabila perkalian silang antara R1 dan R3 sama
dengan R2 dan R4 maka R5 (hambatan yang ditengah) dapat diabaikan sehingga
sobat tinggal menjumlah secara seri kemudian dipararelkan.
Hambatan di Tengah Ditiadakan
Setelah hambatan tengah dianggap tidak ada gunakan
prinsip seri-pararel untuk menmukan besarnya hambatan pengganti.
2. Jika perkalian silang antar R1 dan R3 tidak sama
dengan perkalian antara R2 dan R4, maka hambatan itu harus diganti dengan
hambatan baru sehingga susunan hambatannya menjadi seperti tampak pada gambar
di bawah ini.
Penggantian Hambatan (amati letak
Ra, Rb, dan Rc)
Keterangan
R1, R2, dan R5 masing-masing diganti dengan Ra, Rb, dan Rc. Sehingga susunan menjadi tampak seperti gambar di bawah ini.
R1, R2, dan R5 masing-masing diganti dengan Ra, Rb, dan Rc. Sehingga susunan menjadi tampak seperti gambar di bawah ini.
Rumusnya
Ra = R1 . R2 / (R1 + R2 + R2)
R2 = R1 . R5 / (R1 + R2 + R2)
R3 = R2 . R5 / (R1 + R2 + R2)
Ra = R1 . R2 / (R1 + R2 + R2)
R2 = R1 . R5 / (R1 + R2 + R2)
R3 = R2 . R5 / (R1 + R2 + R2)
Perlu
diingat bahwa selain kabel, komponen listrik jembatan Wheatstone hanya
Galvanometer (pendeteksi arus listrik) dan resistor atau bahan lain yang
bersifat resistif misalnya kawat dsb.
Galvanometer
Resistor
Misalnya R1, R2, dan R3
sudah kita ketahui nilainya, dan kita akan mencari tahu berapa besarnya Rx
dengan jembatan Wheatstone! (dengan R1 dan R3 dapat
diubah-ubah besarnya)
Cara untuk mengetahui Rx adalah dengan
mengubah-ubah R1 atau R3 sampai Galvanometer tidak
mendeteksi adanya arus listrik yang mengalir padanya, jika sudah demikian,
catat nilai R1, R2, dan R3 yang menyebabkan
Galvanometer tidak mendeteksi arus listrik tadi. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk menghitung Rx.
Dari mana asal rumus ini?
Sekarang, kita tinjau dan analisis rangkaian jembatan Wheatstone di atas.
Kita memilih Galvanometer tidak mendeteksi adanya arus listrik yang
mengalir padanya agar perumusan jauh lebih mudah, mari kita lihat perumusannya.
Jika tidak ada arus listrik yang mengalir melewati Galvanometer artinya Vbd
= 0, ini mengakibatkan Vab = Vad, dan Vbc
= Vdc ; serta i1 = i3
dan i2 = i4 ; dan karenanya iG = 0.
Bagi persamaan (1) dengan persamaan (2), ingat bahwa i1
= i3 dan i2 = i4 ;
Pada prakteknya, untuk mengukur resistansi suatu
resistor yang tidak diketahui, kita mengganti dua buah resistor dengan sebuah
kawat. Rangkaiannya menjadi seperti berikut (klik gambar untuk memperbesar
gambarnya)
Ingat kembali bahwa
Pada kawat, kita menggeser-geser kabel penghubung dari
Galvanometer sampai Galvanometer tidak mendeteksi adanya arus yang mengalir
pada Galvanometer tersebut. Maka
rumus
Dapat diganti menjadi bentuk di bawah ini
Dengan asumsi bahwa kawat yang digunakan ini berbahan dengan ρ
dan luas penampang A yang seragam di sepanjang kawat.
Nah, untuk mengukur resistansi suatu resistor atau bahan resistif lainnya
kita dapat menggunakan rangkaian di bawah ini
Dengan menggeser-geser kabel penghubung dari Galvanometer di kawat sampai
Galvanometer tidak mendeteksi arus listrik, catat panjang kawat L1
dan L2, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui
besarnya resistansi Rx.
Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut. (Suryatmo, 1986).
Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone. (Pratama, 2010).
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer
Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya. (Suryatmo, 1974).
Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur. (Lister, 1993).
Jika konduktor pengalir arus ditempatkan dalam medan magnet dihasilkan gaya pada konduktor yang cenderung menggerakkan konduktor itu dalam arah tegak lurus medan. Prinsip ini digunakan dalam instrument pendeteksi arus. Instrument pendeteksi arus yang peka disebut galvanometer. (Lister, 1993).
Galvanometer merupakan instrument sangat peka dan dapat mengukur arus yang sangat lemah. Galvanometer terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak yang ditempatkan dalam sebuah medan magnet begitu rupa sehingga garis-garis medan akan menimbulkan kopel pada kumparan apabila melalui kumparan ini ada arus. (Flink, 1985)
Di dalam teori pengukuran listrik yang dimaksudkan dengan pengukuran Galvano yaitu suatu instrument yang dipergunakan untuk memperlihatkan arus yang lemah. Untuk menyatakan dengan jelas kadang-kadang dipisahkan juga untuk instrument-instrumen yang peka (sensitif), yang banyak dipakai di laboratorium dan terutama sistem jembatan yang banyak kita jumpai. (Suryatmo, 1974).
Galvanometer adalah alat yang dipergunakan untuk deteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat itu kerjanya tergantung pada momen yang dilakukan pada kumparan di dalam medan magnet. (Pratama, 2010).
Teori Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie
pada 1833 dan meningkat dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun
1843. Dalam umumnya Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya
relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/
kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R)
yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan
sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu
diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu
hubungan antara keempat tahanan tersebut. Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.
B.KONSEP
JEMBATAN WHEATSTONE
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu yang
tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian
jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan
aslinya potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai
hambatan listrik yang presisi/tepat menggunakan rangkaian Jembatan Wheatstone
dan melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui dengan
besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan Jembatan
disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol. Rangkaian
Jembatan Wheatstone tersebut memiliki susunan dari 4 buah hambatan yang mana 2
dari hambatan tersebut adalah hambatan variable dan hambatan yang belum diketahui
besarnya yang disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya
dipasang sebuah Galvanometer dan pada 2 titik diagonal lainnya diberikan sumber
tegangan. Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat ini kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan di dalam magnet.
R1, R2, dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan R4 adalah hambatan yang akan dicari besarnya. Dengan mengatur sedemikian rupa besar hambatan variable sehingga arus yang mengalir pada Galvanometer sama dengan nol, dalam keadaan ini jembatan tersebut disebut seimbang sehingga sesuai dengan hukum Ohm. Rangkaian Jembatan Wheatstone juga dapat disederhanakan dengan menggunakan kawat geser apabila besarnya hambatan bergantung pada panjang penghantar.
Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur. (Lister, 1993).
C.Aplikasi Jembatan Wheatstone
D.Kesalahan Pada Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone dipakai secara luas pada pengukuran presisi tahanan dari
sekitar 1Ω sampai rangkuman mega ohm rendah. Sumber kesalahan utama terletak
pada kesalahan batas dari ketiga tahanan yang diketahui. Kesalahan-kesalahan
lain bisa mencakup:1. Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup
2. Perubahan tahanan lengan-lengan jembatan karena efek pemanasan arus melalui tahanan-tahanan tersebut. Efek pemanasan (I2R) dari arus-arus lengan jembatan dapat mengubah tahanan yang diukur. Kenaikan temperatur bukan hanya mempengaruhi tahanan selama pegukuran yang sebenarnya, tetapi arus yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan yang permanen bagi nilai tahanan. Hal ini tidak boleh terjadi, karena pengukuran-pengukuran selanjutnya akan menjadi salah karena itu disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan harus dihitung sebelumnya sehingga arus dapat dibatasi pada nilai yang aman.
3. GGL termal dalam rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer dapat juga mengakibatkan masalah sewaktu mengukur tahanan-tahanan rendah. Untuk mencegah ggl termal, kadang-kadang galvanometer yang lebih sensitif dilengkapi dengan sistem kumparan tembaga dari sistem suspensi tembaga yakni untuk mencegah pemilikan logam-logam yang tidak sama yang saling kontak satu sama lain dan untuk mencegah terjadinya ggl termal.
4. Kesalahan-kesalahan karena tahanan kawat sambung dan kontak-kontak luar memegang peranan dalam pengukuran nilai-nilai tahanan yang sangat rendah.
Untuk menentukan apakah galvanometer mempunyai sensitivitas yang diperlukan untuk mendeteksi kondisi setimbang atau tidak, arus galvanometer perlu ditentukan. Galvanometer-galvanometer yang berbeda bukan hanya memerlukan arus satu per satuan defleksi yang berbeda (sensivitas arus), tetapi juga dapat mempunyai tahanan dalam yang berbeda. Adalah tidak mungkin mengatakan tanpa menghitung sebelumnya, galvanometer mana yang akan membuat rangkaian jembatan lebih sensitif terhadap suatu kondisi tidak setimbang. Sensitivitas ini dapat ditentukan dengan memecahkan “persoalan” rangkaian jembatan pada ketidaksetimbangan yang kecil. Pendekatan ini didekati dengan mengubah jembatan Wheatstone menjadi rangkaian Thevenin.
Contoh soal jembatan wheatstone.
Soal 1
Amati gambar di atas. Jika diketahui v yang
mengalir dari ujung kiri ke ujung kanan adalah 15 volt. Hitunglah kuat arus
yang melalui rangkaian tersebut
Jawab
dari gambar di atas
R1 . R3 = R2 . R4
5 . 10 = 5 . 10
dari gambar di atas
R1 . R3 = R2 . R4
5 . 10 = 5 . 10
sehingga R 5 tidak perlu kita anggap.
R1 dan R4 (dirangkai seri)
R14 = R1 + R4 = 5 + 5 = 10 Ω
R2 dan R3 (dirangkais seri)
R23 = R2 + R3 = 10 + 10 = 20 Ω
R14 dan R23 (dirangkai pararel)
1/Rtotal = 1/R14 + 1/R23
1/Rtotal = 1/10 + 1/20
1/Rtotal = 2/20 + 1/20 = 3/20
1/Rtotal = 30/3 = 20/3 Ω
R14 = R1 + R4 = 5 + 5 = 10 Ω
R2 dan R3 (dirangkais seri)
R23 = R2 + R3 = 10 + 10 = 20 Ω
R14 dan R23 (dirangkai pararel)
1/Rtotal = 1/R14 + 1/R23
1/Rtotal = 1/10 + 1/20
1/Rtotal = 2/20 + 1/20 = 3/20
1/Rtotal = 30/3 = 20/3 Ω
Besarnya kuat arus yang mengalir
I = V/Rtotal = 15x 3/20 = 2,25 Ampere
Jadi dari soal jembatan wheatstone tersebut bisa
jawab besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian adalah 2,25 A.
2.
Amati gambar diatas dan tentukanlah berapa besar
hambatan penggantinya!
Jawab
R1. R4 ≠ R2. R3
Sehingga hambatan-hmbatan tersebut perlu diganti sehingga menjadi
Ra = (2×4) / (2+4+2) = 8/8 = 1 Ω
Rb = (2×2) / (2+4+2) = 4/8 = 0,5 Ω
Rc = (4×2) / (2+4+2) = 8/8 = 1 Ω
(sobat perhatikan urutan perkaliannya)
Jawab
R1. R4 ≠ R2. R3
Sehingga hambatan-hmbatan tersebut perlu diganti sehingga menjadi
Ra = (2×4) / (2+4+2) = 8/8 = 1 Ω
Rb = (2×2) / (2+4+2) = 4/8 = 0,5 Ω
Rc = (4×2) / (2+4+2) = 8/8 = 1 Ω
(sobat perhatikan urutan perkaliannya)
Sekarang rangkaiannya akan tampak seperti gambar di
bawah ini.
Rb dan R2 (dirangkai seri)
Rb2 = Rb + R2 = 0,5 + 1,5 = 2 Ω
Rc dan R4 (dirangkai seri)
Rc4 = Rc + R4 = 1 + 1 = 2 Ω
Rb2 dan Rc4 (dirangkai pararel)
1/Rb2c4 = 1/2 + ½
1/Rb2c4 = 1
Rb2c4 = 1Ω
Rb2 = Rb + R2 = 0,5 + 1,5 = 2 Ω
Rc dan R4 (dirangkai seri)
Rc4 = Rc + R4 = 1 + 1 = 2 Ω
Rb2 dan Rc4 (dirangkai pararel)
1/Rb2c4 = 1/2 + ½
1/Rb2c4 = 1
Rb2c4 = 1Ω
Ra dan Rb2c4 (dirangkai seri)
Rtotal = Ra + Rb2c4
Rtotal = 1 + 1 = 2 Ω
Rtotal = Ra + Rb2c4
Rtotal = 1 + 1 = 2 Ω
Jadi dari soal jembatan wheatstone tersebut
bisa jawab besarnya hambatan pengganti adalah 2 Ω
A. JEMBATAN KELVIN
Jembatan Kelvin
(disebut juga Jembatan ganda Kelvin
dan pada beberapa negara Jembatan
Thomson) adalah sebuah alat ukur yang ditemukan oleh William Thomson kecuali
kehadiran dari resistor tambahan. resistor nilai rendah tambahan ini dan
pengaturan internal dari jembatan adalah pengubahan untuk secara substansial
mengurangi kesalahan pengukuran yang diakibatkan oleh turunnya voltase pada
arus tinggi (hambatan rendah)pada lengan jembatan [1].
Ini terdiri dari dua set lengan rasio. Perangkat luar yang pertama dari lengan
rasio adalah resistor yang biasa dikenal & lengan rasio dibagian dalam
menolong menghubungkan satu terminal dari galvanometer pada titik yang
sesuai(yang merupakan kerugian dari Jembatan Kelvin versi pertama). Jembatan
ini digunakan untuk pengukuran hambatan rendah.
Pengukuran dihasilkan dengan menyesuaikan jembatan,
dan keseimbangan dapat diperoleh ketika:
Hambatan R harus serendah mungkin (lebih
rendah dari nilai pengukuran) dan untuk alasan itu biasanya dibuat batang
pendek yang tebal dari tembaga. Jika kondisi R3·R`4
= R`3·R4 bertemu (dan nilai dari R
rendah), maka komponen terakhir pada persamaan dapat diabaikan dan dapat
diasumsikan bahwa:
REFERENSI
http://sulistiyonurhidayat.blogspot.co.id/2014/03/dasar-teori-jembatan-wheatstone.html
Komentar
Posting Komentar